Admin Wednesday 07 February 2024, 22:33 WIB
Miss Jepang, Karolina Shiino, mendapati dirinya terperangkap dalam kontroversi setelah terungkapnya hubungannya dengan seorang influencer dan dokter bernama Takuma Maeda yang sudah menikah. Kontroversi ini memunculkan pertanyaan tentang keabsahan gelar "Miss Jepang" bagi seseorang yang bukan keturunan Jepang.
Kontroversi mengitari Karolina Shiino mencuat ketika majalah mingguan Shukan Bunshun mengungkap hubungannya dengan Takuma Maeda, seorang influencer dan dokter yang sudah menikah. Sebelumnya, penyelenggara kontes membela Shiino dengan alasan ketidaktahuan mengenai status pernikahan Maeda. Namun, ketika terbongkarnya bahwa Shiino sebenarnya mengetahui bahwa Maeda telah menikah, Asosiasi Miss Jepang tidak dapat menghindari keputusan untuk mencabut gelar Shiino sebagai tanggapan tegas terhadap skandal yang mencoreng citra kontes kecantikan tersebut.
Meskipun Shiino meminta maaf dan mengakui kebingungannya setelah terungkapnya hubungan tersebut, kontroversi ini memicu pertanyaan lebih luas tentang etika dan integritas dalam dunia kontes kecantikan, serta peran kontroversi personal dalam menentukan kelayakan seorang perempuan untuk memegang gelar Miss Jepang. Kejadian ini menciptakan sorotan terhadap kebijakan dan nilai yang mendasari kontes kecantikan modern di Jepang.
Takuma Maeda, seorang Ahli Bedah Saraf Bersertifikat, menjadi pusat perhatian media setelah terlibat dalam skandal hubungan dengan mantan Miss Jepang, Karolina Shiino. Dengan latar belakang pendidikan yang mencakup lulus dari Sapporo Medical University dan menyelesaikan program neurologi di Saitama Medical University International Medical Center, Maeda telah bekerja sebagai ahli bedah saraf di Jepang selama delapan tahun.
Setelah mendapatkan gelar Ph.D. di Jepang, Maeda melanjutkan penelitian dasar mengenai mekanisme kerusakan sel endotel yang disebabkan oleh amiloid beta yang dapat menyebabkan stroke hemoragik. Bergabung dengan lab Hashimoto di Barrow Neurological Institute pada Mei 2023, Maeda fokus pada penelitian translasional mengenai aneurisma intrakranial. Profilnya yang kaya akan pendidikan dan pengalaman riset menjadi sorotan, sementara keterlibatannya dalam skandal mengakibatkan perhatian intens dari masyarakat dan media.
Karolina Shiino, lahir di Ukraina pada tahun 1998, memulai perjalanan hidupnya di Jepang setelah ibunya menikah kembali dengan seorang pria Jepang. Pindah ke Jepang pada usia lima tahun, Shiino telah menjalani sebagian besar hidupnya di Nagoya, Prefektur Aichi. Meskipun lahir di Ukraina, Shiino telah mengalami proses naturalisasi dan diakui sebagai warga negara Jepang.
Dalam beberapa tahun terakhir, Shiino telah mendapat perhatian luas setelah menjadi pemenang kontes kecantikan Miss Jepang. Representasinya sebagai warga negara naturalisasi menjadi sorotan, memicu diskusi hangat tentang identitas dan kriteria dalam kompetisi kecantikan. Meskipun perdebatan muncul terkait "ke-Jepang-an" Shiino, dia tetap percaya diri dan berkomitmen untuk membangun masyarakat di mana orang dinilai bukan hanya dari penampilan fisik mereka.
Kontroversi seputar representasi muncul seiring kemenangan Karolina Shiino sebagai Miss Jepang, menimbulkan pertanyaan tentang kriteria ke-Jepang-an dalam kontes kecantikan. Meskipun beberapa warganet mengkritik kemenangannya sebagai tidak pantas dan menyebut kontes itu "dicurangi," penyelenggara Ai Wada membela keputusan juri dengan menegaskan bahwa Shiino berbicara dan menulis dalam bahasa Jepang dengan percaya diri. Wada bahkan menyatakan bahwa Shiino, dalam ucapan dan pikirannya, lebih Jepang daripada sebagian besar orang.
Kontroversi ini mencerminkan perdebatan lebih besar tentang inklusivitas dan representasi dalam kontes kecantikan, khususnya terkait dengan identitas etnis dan nasional. Meskipun beberapa pihak meragukan kelayakan Shiino sebagai perwakilan Jepang, sementara yang lain membela keputusan kontes sebagai langkah menuju pemahaman yang lebih luas tentang keberagaman dalam masyarakat Jepang yang semakin berubah.
Meskipun kontroversi ini menimbulkan polemik, keputusan untuk mencabut gelar Miss Jepang dan reaksi dari publik menunjukkan kompleksitas dalam memahami identitas dan representasi dalam konteks kontes kecantikan.
entertainment