Admin Tuesday 20 February 2024, 10:35 WIB
Nama Vincent Rompies mendadak menjadi bahan perbincangan di berbagai platform media sosial, terutama di Twitter pada Senin siang (19/2/2024). Kontroversi muncul setelah anaknya dituduh terlibat dalam kasus dugaan perundungan dan kekerasan di sekolah Binus Serpong, Tangerang Selatan. Sebagian warganet pun menggeruduk akun media sosial Vincent, mempertanyakan kebenaran berita tersebut.
Beberapa netizen turut membagikan video lama yang menunjukkan Vincent Rompies tampak marah dan mengutuk pelaku bullying dalam episode program Tonight Show. Meskipun tampak anti-bullying, netizen berspekulasi tentang apakah anaknya ikut terlibat atau terpengaruh oleh perilaku bullying di sekolah.
Berikut adalah kronologi kasus dan respons netizen terhadap kontroversi yang melibatkan Vincent Rompies dan dugaan keterlibatan anaknya dalam kasus perundungan di sekolah Binus Serpong. Kontroversi ini mencuat di media sosial, terutama Twitter, pada Senin siang (19/2/2024). Netizen dengan cepat merespons berita tersebut dengan membanjiri akun media sosial Vincent, mengajukan berbagai pertanyaan dan mempertanyakan kebenaran laporan perundungan yang melibatkan anaknya.
Video lama yang menunjukkan Vincent Rompies mengutuk pelaku bullying dalam episode program Tonight Show juga diunggah kembali oleh beberapa netizen. Meskipun dalam video tersebut Vincent terlihat menentang tindakan bullying, netizen mulai berspekulasi tentang apakah anaknya terlibat atau terpengaruh oleh perilaku bullying di sekolah. Respons netizen mencerminkan kekhawatiran dan keinginan untuk mendapatkan klarifikasi lebih lanjut mengenai peran anak Vincent dalam kasus tersebut serta penyelesaian hukum yang tepat.
Dalam merespons kontroversi ini, Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Tangerang Selatan, diwakili oleh Kasat Reskrim AKP Alvino, memberikan klarifikasi terkait dugaan keterlibatan anak Vincent Rompies dalam kasus perundungan. Meskipun belum membenarkan secara langsung keterlibatan anak Vincent, Alvino memastikan bahwa pihak kepolisian telah menindaklanjuti kasus tindak kekerasan tersebut. Ia menyebut bahwa korban telah membuat laporan polisi, dan proses hukum sedang berlangsung, termasuk klarifikasi dengan mendatangi rumah sakit untuk memeriksa kondisi korban dan tempat kejadian perkara.
Respon polisi terhadap kasus ini menunjukkan komitmen mereka untuk mengusut tuntas dugaan perundungan di lingkungan sekolah. Masyarakat netizen pun menyambut informasi ini dengan harapan bahwa penanganan hukum akan berjalan sesuai prosedur dan menghasilkan keadilan bagi korban.
Informasi yang tersebar di media sosial mengungkap adanya sebuah geng remaja bernama Geng Tai (GT) yang diduga terlibat dalam kasus perundungan di sekolah Binus Serpong. Geng ini dikendalikan oleh seorang senior kelas 12 yang dikenal sebagai Agit. Selain memimpin, Agit juga bertanggung jawab merekrut anggota baru. Bergabung dengan Geng Tai memberikan keuntungan kepada anggota, termasuk pemberian uang, akses parkir dekat Binus, dan yang terpenting, status hierarki yang lebih tinggi dibanding siswa lain. Kasus diduga pemukulan melibatkan 40 orang, termasuk beberapa anak artis, dan menggambarkan kekerasan yang dilakukan oleh geng tersebut di luar lingkungan sekolah. Sejumlah netizen menyampaikan keprihatinan atas maraknya kasus perundungan di kalangan pelajar dan mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Geng Tai.
Kasus ini memberikan sorotan pada subkultur geng remaja dan praktik perundungan yang terorganisir di kalangan pelajar. Keberadaan Geng Tai menjadi perhatian publik, dan netizen mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Maraknya informasi mengenai geng remaja di sekolah menciptakan keprihatinan terhadap keamanan dan kesejahteraan siswa di lingkungan pendidikan.
Pengamat pendidikan, Doni Koesoema, menyebut maraknya kasus perundungan sebagai salah satu dosa besar pendidikan Indonesia. Ia menyoroti perlunya sistem yang baik mulai dari prinsip pencegahan, penindakan, hingga implementasi di lapangan. Netizen juga aktif membahas solusi konkret untuk mengatasi masalah perundungan di lingkungan pendidikan.
Dengan berbagai aspek kontroversial yang muncul, kasus ini membuka diskusi luas di kalangan netizen tentang perlunya tindakan konkret dan sistematis untuk mencegah dan menanggulangi kasus perundungan di sekolah.
entertainment